Bagaimana Aku memandang diri ?

Written by Sachdar Gunawan | Thursday, December 28, 2006 | , | 0 Comment »

Mungkin pertanyaan di atas sangatlah tepat ditanyakan kepada diriku saat ini untuk mengisi kekosongan waktuku, karena jarang sekali aku berkomunikasi dengan diri sendiri, setelah sekian lama asyik dengan aktivitas duniawiku. Terkadang aku sangat bangga sekali dengan diriku, kondisiku di rumah, di tempat kerja, di Kampus, di organisasi yang aku ikuti, dan hubunganku dengan teman-teman, semuanya menjadi alasan itu.

Tetapi disaat yang lain, ketika aku sedang bercermin, aku merasa malu sendiri aku seperti buah yang terlihat bagus dari luar, tapi busuk di dalam. Aku selalu memoles apa yang dilihat orang dengan kebaikan, tapi sejujurnya aku malu dengan diriku sendiri, aku bukan apa-apa, aku hanyalah manusia yang seringkali menuruti nafsunya sendiri, aku merasa hina kepada diriku sendiri, dan merasa nista dihadapanMu sang Khalik.

Aku selalu berusaha menjalankan ibadah kepadaMu, tapi apakah itu bisa menjadikan alasan kalau aku adalah orang yang sholeh, apakah itu yang membuat diriku bangga… hanya kejujuran diriku yang dapat menjawab semua itu.

Seringkali aku beristighfar,… aku berdo’a agar segala ibadah yang kulakukan tidak semata-mata hanya agar diliat baik oleh orang lain, tapi untuk mengharapkan Ridla dariMu yaa Allah. aku bukanlah manusia sempurna yang lepas dari kesalahan, aku bukanlah manusia instant yang tiba-tiba menjadi sholeh, aku hanya manusia fana yang berusaha untuk menjadi manusia sholeh, maka dari itu aku mohon dihilangkan hal-hal kotor yang ada pada diriku, sehingga aku bisa menerima hidayahMu.

Aku seringkali juga memandang rendah diriku, aku tau itu bukanlah sikap yang baik, karena secara tidak langsung aku memandang rendahMu, aku berusaha untuk menghilangkan sikap itu. Terkadang juga aku suka berprasangka buruk terhadapMu, aku tau itu salah, aku berusaha untuk memperbaikinya.

Aku merasa seorang konseptor yang baik, tapi aku bukan pelaksana yang baik, banyak rencana-rencana hidupku yang belum terlaksana. Banyak harapan-harapanku yang belum tergapai, banyak keinginanku yang terpending. Aku mengerti hidup ini adalah proses, dan kesuksesan adalah proses itu, maka dari itu aku menyadari kalau aku harus melewati proses itu, aku tau proses itu bukanlah jalan lurus tanpa rintangan, aku tau proses itu tidak seperti sungai tanpa bebatuan dan air terjun, aku juga tau proses itu tidak seperti jalanan tanpa lembah dan gunung, terkadang kita terjatuh dalam sekali, terkadang juga kita harus mendaki tinggi sekali.

Aku harus menjadi manusia yang optimis, berusaha untuk menjadi manusia yang baik, selalu berpikir positif, berusaha untuk menjadi orang bijak, senantiasa melakukan kebaikan dalam rangka beribadah kepadaMu, memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat dan berguna untuk diri sendiri dan orang lain. selalu belajar kapanpun dan dimanapun. Selalu interopeksi diri, menjaga kesehatan, dan pandai mengatur waktu. Mulai memilah-milah aktivitas yang dibutuhkan, ramah kepada semua orang, dan selalu menyediakan waktu untuk istirahat dan mengingatMu.

[28 Oktober 2006]

0 Comment