Dalam suatu kisah, ada seorang remaja nakal yang selalu membuat ulah, ia selalu mengusili teman-teman di sekolahnya, ia selalu membuat nangis teman yang berusia lebih muda darinya, dan berkelahi dengan teman-teman yang berusia di atasnya, sehingga tidak ada satupun yang mau berteman dengannya. Dalam suatu kesempatan ia ingin bergabung dengan suatu perkumpulan bela diri, sebelum diterima menjadi anggota, seniornya ingin menguji kemampuannya, dan dengan sombongnya ia menantang hampir semua seniornya, memang kemampuan bela dirinya luar biasa, karena ayahnya adalah seorang ahli bela diri. Beberapa senior yang ditantangnya kalah saat bertarung dengannya, ada satu orang instruktur muda yang melihat kejadian itu, dan ia pun ditantangnya, jadilah anak ini dengan instruktur muda bertarung. Sejak awal pertarungan jelas sekali bahwa instruktur muda ini memiliki banyak peluang untuk menjatuhkannya, tapi tidak pernah ia manfaatkan, akhirnya instruktur muda kalah, tapi anak itu tidak puas, lantaran kemenangannya tidak ”fear”.
Dalam perjalanan pulang, instruktur muda mendekati anak itu yang kebetulan jalan pulangnya searah dengannya, padahal banyak anggota lainnya yang searah dengannya, tapi tidak mau menemaninya. Si anak bertanya kepada intruktur ”kenapa kau mau menemaniku, dan mengajakku bicara? Padahal aku adalah anak yang nakal dan egois”, mendengar pertanyaan itu instruktur muda berhenti sejenak, lalu mengambil selembar kertas putih beserta pencil, ia membuat satu titik hitam kecil di tengah-tengah kertas putih itu, lalu bertanya kepada anak itu ”apa yang kamu lihat pada kertas putih ini?”, si anak dengan yakin menjawab ”hanya sebuah titik hitam!”,. Instruktur kembali bertanya ”apakah hanya titik hitam saja yang kau lihat?”, dengan ragu-ragu si anak menjawab ”ya..!!”, lalu instruktur berkata ”apakah kau tidak melihat titik-titik putih yang berada disekitar titik hitam itu? Dan ini adalah jawaban dari pertanyaanmu, kenapa aku mau berteman denganmu!”, si anak terdiam sejenak, mencoba memahami ucapan instruktur itu. Hmm.... maksudnya apa? anak itu bertanya. Lalu intruktur menjawab ”aku memang melihat dirimu nakal, sombong, dan usil, tapi di luar itu semua, aku melihat ada sisi baik dari dirimu”
Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks. Banyak karya sastra besar dan tulisan-tulisan religius yang menceritakan pertarungan konstan antara baik dan buruk di dalam diri setiap orang. Pertarungan itu sendiri sama tuanya dengan umur manusia, anehnya walau pertarungan antara yang baik dan buruk terus berlangsung di dalam diri kita, justru kita lebih sering dengan cepat mencari kesalahan orang lain. Para ahli psikologi mengatakan, tak ada yang namanya orang jahat, yang ada hanyalah perilaku jahat.
Usahakan untuk mencari hal-hal yang baik di dalam diri kita dan dalam diri orang lain. Pupuk watak-watak yang baik, perbaiki yang perlu ditingkatkan. Sama seperti tanaman di kebun, watak yang tumbuh menjadi kuat dan produktif adalah yang dipupuk, disiram, dan disiangi secara teratur.
Lihat Titik Putih Itu
Written by Sachdar Gunawan | Wednesday, March 14, 2007 | Life Artikel | 0 Comment »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment
Post a Comment