Nakalnya anakku

Written by Sachdar Gunawan | Monday, March 05, 2007 | , | 0 Comment »

Ketika sudah masuk waktu maghrib, seorang ayah bermaksud mengajak anaknya yang masih berusia 5 tahun untuk shalat. Setelah mengambil wudlu, shalat pun dimulai, dan si anak berada disamping ayahnya. Sebelumnya si ayah sudah menasehati si anak agar tidak nakal, dan tetap berada di sampingnya, karena bila tidak, sang ayah tidak segan-segan akan memarahinya, atau bahkan mencubitnya.

Sampai raka’at pertama selesai, si anak masih berada di samping sang ayah, tapi saat memasuki raka’at kedua, si anak sudah tidak berada di sampingnya lagi.

“waduh, kemana anak gw!” ujar sang ayah, dalam hati

Hingga sujud di raka’at pertama, ia tidak mendapati anaknya berada di sampingnya, dan itu membuatnya menjadi cemas, dan tentunya mengganggu kekhusyukan shalatnya, atau mungkin ia sudah tidak khusyu lagi shalatnya.

Kemudian, di raka’at ketiga ia melihat anaknya sedang berlari-lari mengelilingi imam yang sedang memimpin shalat.

”wah, bener nih anak, liat aja nanti, aaabis.... gw marahin....” ujar sang ayah, dalam hatinya

tidak itu saja yang dilakukan si anak, ia memutari jama’ah yang saat itu sedang shalat, ke depan, ke kiri, ke belakang, lalu ke samping kanan, dan begitu seterusnya. Tentu saja itu membuat sang ayah menjadi semakin emosi, ia merasa tidak enak hati dengan jama’ah yang lain, karena ulah anaknya.

”ancur deh,, bener,,, ancur nanti....” ujar sang ayah kesal, dan berniat akan memarahi anaknya nanti

Sampai sujud pertama, raka’at terakhir ia masih merasa anaknya tidak berada di sampingnya, tapi ketika duduk di antara dua sujud, ia melirik ke sebelah, dan mendapati anaknya sedang duduk sambil mengacungkan jari telunjuknya di atas paha kanannya.

Kemudian setelah salam terakhir, sang ayah mendengar anaknya berdo’a

”Ya Allah, berilah petunjuk kepada abiku ini ya Allah, berilah ia kekuatan, berilah ia kemurahan hati, berilah ia kesehatan, berilah ia rezeki yang berkah, dan ya Allah, semoga ia tidak memarahi saya. Amin”

Ayahnya yang sedari tadi kesal karena ulah si anak, hatinya menjadi redam mendengar do’a anaknya itu. Sang ayah tersenyum simpul melihat anaknya, lalu si anak yang melihat ayahnya tersenyum, menjadi ikut tersenyum juga.

Bagi kita yang sudah berkeluarga mungkin pernah mengalami kekesalan seperti yang di alami sang ayah tersebut, anak kita yang nakal, atau memang karena kita yang kurang baik mendidiknya. Mendidik anak untuk shalat berjama’ah di masjid, memang sangat baik, tapi bila kejadiannya seperti di atas? Silahkan nilai sendiri. Maka dari itu, peranan orangtua sebagai guru utama dalam sebuah keluarga, sangatlah penting.

0 Comment