Sabtu kemarin, setelah shalat subuh aku tertidur lagi, dan sekitar pukul 08.30 aku bangun, karena pukul 10.00 nanti ada undangan halal bihalal di tempat akh reza, seperti biasa setelah bangun tidur aku langsung mandi, dan menyiapkan pakaian yang akan aku kenakan. Pukul 09.00 aku siap berangkat dengan tujuan tempat tinggal akh reza di daerah kebayoran lama, mudah-mudahan aku masih ingat jalan masuk ke tempatnya. Aku tiba di sana sekitar pukul 10.15, telat 15 menit tidak sesuai rencanaku, tapi aku maklumkan karena tadi cukup lama aku menunggu patas 213, dan di daerah yang tidak jauh dari tempat akh reza angkot M09 yang aku naiki terkena macet.
Sesampai di rumahnya aku langsung menekan bel, dan tidak lama akh reza keluar dari dalam rumah, aku pun mengucapkan salam dan berpelukan, sambil pipi kami bergantian bersentuhan, damai sekali hatiku saat itu, rinduku akhirnya terobati, karena sejak sepuluh hari terakhir Ramadhan, kami tidak bertemu dikarenakan harus I’tikaf, aku rindu tausiyahnya, aku rindu candanya, aku rindu saat ruhiyahku bergetar ketika ia menjelaskan perkara akhirat. setelah itu aku diajaknya masuk, di dalam sudah ada 2 orang [ lutfi dan halim] aku baru melihat mereka, mungkin mereka adalah teman-temannya akh reza, atau mungkin mereka adalah anak didikan akh reza, karena setahuku acara halal bihalal ini adalah gabungan beberapa holaqoh asuhan akh reza.
Tadinya aku pikir akan banyak yang hadir, tapi ternyata hanya 3 orang, mungkin teman-teman yang lain masih ada di kampung, atau juga mungkin mereka sedang sibuk. Tapi itu tidak menjadi soal, karena toh silaturahmi tetap terjalin. Kami mengobrol tentang pengalaman lebaran kemarin, akh reza sejak lebaran pertama hanya di Jakarta saja, sedangkan Lutfi mudik ke Bogor ke daerah curug nangka, Halim lebaran ke tiga mudik ke Semarang ke daerah Simpang lima, dan aku sendiri lebaran pertama dan kedua ke Bogor. Pembicaraan meluas keseputar lingkungan dakwah dan rencana ke depan.
Setelah adzan dzuhur, kami shalat berjamaah di masjid terdekat, setelah itu makan siang. Akh reza adalah murrabbiku, guru spiritualku di kampus, walaupun usianya muda [kelahiran 1983] tapi ilmu dan pengalaman spiritualnya cukup luas, aktivitasnya selain kuliah di Univeritas Islam yang cukup terkenal di Jakarta, ia juga aktif di organisasi pergerakan mahasiswa muslim esternal kampus, dan menjadi pengurus salah satu cabang partai Islam yang memiliki massa cukup besar di Indonesia saat itu, Selain itu ia mengasuh beberapa Holaqoh, terkadang di sela-sela kesibukannya, ia di undang oleh beberapa instansi, ROHIS kampus, ataupun organisasi ekstra kampus untuk menjadi pembicara.
Setelah makan siang, kami berbincang-bincang sebentar lalu kami bertiga pamit pulang. Silaturahmi singkat itu sungguh berkesan buatku, aku sadar ternyata banyak muslim tangguh seperti mereka, terasa diri ini jauh di atas mereka, pengalaman spiritual mereka jauh di atasku, mungkin mereka juga pernah mengalami masa-masa sepertiku, semoga bisa menjadi motivasiku untuk lebih giat lagi mengkaji agama.
Satu hal lagi yang membuatku terkesan saat akh reza bercerita mengenai pengalamannya ketika di undang berdiskusi bersama anggota partai beraliran kiri, katakanlah partai ”B” saat itu ia tidak menyangka akan dipertemukan oleh temannya kepada ketua umum partai itu, yang sangat membenci sekali partai islam, padahal mereka sendiri orang islam, pemikiran-pemikiran komunis ada pada doktrin mereka, dengan menggebu-gebu mereka menyumpahi partai islam yang mereka anggap telah menghambat aktivitas mereka, padahal akh reza adalah salah satu bagian dari partai islam yang mereka benci itu [ teman akh reza dan para pemimpin partai itu tidak mengetahui] dengan gaya detektifnya ia menimpali perkataan-perkataan mereka, rasa was-was, takut dicurigai membayanginya, tapi dengan kemampuan intelijennya ia dapat mengatasi semua itu. Hahaha.,.. ceritanya membuat aku tertawa geli, membayangkan kalau saja akh reza saat itu terbongkar identitasnya,... bahkan untuk shalat saja, ia berpura-pura untuk ke belakang. Salut untuk akh reza.
[4 November 2006]
Sesampai di rumahnya aku langsung menekan bel, dan tidak lama akh reza keluar dari dalam rumah, aku pun mengucapkan salam dan berpelukan, sambil pipi kami bergantian bersentuhan, damai sekali hatiku saat itu, rinduku akhirnya terobati, karena sejak sepuluh hari terakhir Ramadhan, kami tidak bertemu dikarenakan harus I’tikaf, aku rindu tausiyahnya, aku rindu candanya, aku rindu saat ruhiyahku bergetar ketika ia menjelaskan perkara akhirat. setelah itu aku diajaknya masuk, di dalam sudah ada 2 orang [ lutfi dan halim] aku baru melihat mereka, mungkin mereka adalah teman-temannya akh reza, atau mungkin mereka adalah anak didikan akh reza, karena setahuku acara halal bihalal ini adalah gabungan beberapa holaqoh asuhan akh reza.
Tadinya aku pikir akan banyak yang hadir, tapi ternyata hanya 3 orang, mungkin teman-teman yang lain masih ada di kampung, atau juga mungkin mereka sedang sibuk. Tapi itu tidak menjadi soal, karena toh silaturahmi tetap terjalin. Kami mengobrol tentang pengalaman lebaran kemarin, akh reza sejak lebaran pertama hanya di Jakarta saja, sedangkan Lutfi mudik ke Bogor ke daerah curug nangka, Halim lebaran ke tiga mudik ke Semarang ke daerah Simpang lima, dan aku sendiri lebaran pertama dan kedua ke Bogor. Pembicaraan meluas keseputar lingkungan dakwah dan rencana ke depan.
Setelah adzan dzuhur, kami shalat berjamaah di masjid terdekat, setelah itu makan siang. Akh reza adalah murrabbiku, guru spiritualku di kampus, walaupun usianya muda [kelahiran 1983] tapi ilmu dan pengalaman spiritualnya cukup luas, aktivitasnya selain kuliah di Univeritas Islam yang cukup terkenal di Jakarta, ia juga aktif di organisasi pergerakan mahasiswa muslim esternal kampus, dan menjadi pengurus salah satu cabang partai Islam yang memiliki massa cukup besar di Indonesia saat itu, Selain itu ia mengasuh beberapa Holaqoh, terkadang di sela-sela kesibukannya, ia di undang oleh beberapa instansi, ROHIS kampus, ataupun organisasi ekstra kampus untuk menjadi pembicara.
Setelah makan siang, kami berbincang-bincang sebentar lalu kami bertiga pamit pulang. Silaturahmi singkat itu sungguh berkesan buatku, aku sadar ternyata banyak muslim tangguh seperti mereka, terasa diri ini jauh di atas mereka, pengalaman spiritual mereka jauh di atasku, mungkin mereka juga pernah mengalami masa-masa sepertiku, semoga bisa menjadi motivasiku untuk lebih giat lagi mengkaji agama.
Satu hal lagi yang membuatku terkesan saat akh reza bercerita mengenai pengalamannya ketika di undang berdiskusi bersama anggota partai beraliran kiri, katakanlah partai ”B” saat itu ia tidak menyangka akan dipertemukan oleh temannya kepada ketua umum partai itu, yang sangat membenci sekali partai islam, padahal mereka sendiri orang islam, pemikiran-pemikiran komunis ada pada doktrin mereka, dengan menggebu-gebu mereka menyumpahi partai islam yang mereka anggap telah menghambat aktivitas mereka, padahal akh reza adalah salah satu bagian dari partai islam yang mereka benci itu [ teman akh reza dan para pemimpin partai itu tidak mengetahui] dengan gaya detektifnya ia menimpali perkataan-perkataan mereka, rasa was-was, takut dicurigai membayanginya, tapi dengan kemampuan intelijennya ia dapat mengatasi semua itu. Hahaha.,.. ceritanya membuat aku tertawa geli, membayangkan kalau saja akh reza saat itu terbongkar identitasnya,... bahkan untuk shalat saja, ia berpura-pura untuk ke belakang. Salut untuk akh reza.
[4 November 2006]
0 Comment
Post a Comment