Belajar dari Kematian (1)

Written by Sachdar Gunawan | Thursday, January 04, 2007 | | 0 Comment »

Hari ini aku dikejutkan dengan berita duka yang diumumkan melalui soundsystem mushola dekat rumah, Innalillahi wa inna ilaihi Roji’un artinya “Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali”. Kalimat ini dinamakan kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah SWT), dan disunnatkan menyebutkannya ketika ditimpa musibah, baik besar maupun kecil. Petang itu sekitar pukul 15.45, ba’da ashar pengurus mushola memberitahukan bahwa ayahanda dari temanku telah meninggal dunia. Hal ini mengingatkanku akan kematian, sejenak aku merenung, mengingat kembali dosa-dosa yang telah kubuat selama ini.

Kemudian aku bersama ayahku pergi melayat, jarak rumahnya dengan rumahku tidak begitu jauh, 3 menit lari! Ups,.. kidding, klo jalan kaki sekitar 5 menitan, sesampainya di sana, sudah banyak orang yang berkabung, tadinya mau langsung masuk ,tetapi setelah dilihat, sepertinya almarhum sedang dimandikan, setelah itu dibawa ke masjid terdekat untuk disholatkan. Setelah selesai, jenazah langsung dibawa ke Pemakaman Umum terdekat, sekitar 4km dari masjid.

Peristiwa itu sungguh membuatku berpikir. Muncul banyak pertanyaan dibenak ini. Bagaimana perasaan keluarga yang ditinggalkannya? terutama istri yang telah menemani almarhum semasa hidup, tentunya sangat sedih sekali, sedih boleh saja asal jgn terlarut oleh kesedihan apalagi sampai meratapi almarhum. Bagaimana jika posisi almarhum adalah diri kita? Sungguh sedih sekali jika semasa hidup, kita hanya bersenang-senang saja, waktu terlewat dengan sia-sia, dan banyak melakukan kemaksiatan.

Aku kembali teringat dengan materi Muhasabah saat mengikuti I’tikaf, Ramadhan kemarin, sesungguhnya setiap kita akan mengalami kematian. “Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), dia yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 62:8). Tiap hari kita menyaksikan kematian orang lain disekitar, tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian diri kita. Saat ini mungkin kita bisa melakukan banyak hal; mengedipkan mata, menggerakkan badan, berbicara, dan tertawa, Sekarang mari renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh kita setelah kita mati nanti! Bersambung ....

[4 Januari 2007]

0 Comment