Hari Minggu kemarin, aku habiskan waktu bersama keluarga, sekalian refreshing dan menyiapkan diri untuk menghadapi ujian di kampus hari ini. Memang aku akui, belum maksimal betul aku belajar, lantaran ada teman lamaku berkunjung ke rumahku, jadi terlantar deh, padahal buku catatan untuk ujian hari ini sudah aku persiapkan.
Sekitar pukul 2 siang, Danar, teman seperjuanganku sewaktu bergabung dalam Pramuka Saka Dirgantara datang ke rumah, niatnya silaturahmi sekalian menawarkan bisnis kecil-kecilan, dia mempunyai kenalan untuk bagian pemasangan iklan di sepanjang Tol Cipularang, jadi bagi sahabat yang membaca ini, dan ada rencana untuk memasang iklan di situ, silahkan aja kontak saya! Hehe,… sekalian promosi.
Sampai maghrib ia di rumahku, dan banyak sekali cerita yang ia utarakan, mulai dari suka dukanya ia bekerja, dan kondisi emosionalnya yang sudah mulai membaik serta rencana-rencananya ke depan nanti. Aku salut dengan kondisinya sekarang, dia sudah mulai peduli dengan dirinya, padahal sewaktu dia masih menganggur, jauh sekali pikirannya untuk masa depan, Bagoooozz.
Ketika kami sedang asyik ngobrol, datang adik dan ibuku. Mereka ikut mengobrol bersama kami dan membicarakan kondisi cuaca saat ini. Di sela-sela itu, Danar sedikit mengeluh mengenai sulitnya mencari uang untuk sekedar makan, di tempatnya bekerja sekarang, tenaganya tidak sebanding dengan yang ia dapatkan, tapi aku bilang, ”kita harus bersyukur” banyak teman-teman kita yang tidak seberuntung kita, banyak teman-teman kita yang masih menganggur dan belum mempunyai penghasilan sendiri, dan jangan terlalu fokus pada uang bila kita ingin bekerja, minimal di tempat kerja, kita bisa belajar banyak tentang berbagai hal, dan kita harus sadar, bahwa pengetahuan yang kita dapatkan, mahal harganya”. Dalam keseriusan itu, ibuku mengomentari, ”iya, mending jadi tukang patri aja, kerjanya sedikit tapi uangnya bisa lumayan”, kami dibuat bingung olehnya, ”ko’ bisa?” tanyaku, ”ya bisalah, coba aja perhatiin klo tukang patri lagi lewat, ia pasti teriak... ’patribuuuu.... patribuuuu...patribuuuu...’, tuh belum kerja aja dia udah dapet empat ribu” lalu kami semua tertawa geli.... ”hahahah..... iya.. ya” ujar danar. Belum sampe situ aja kata ibuku, ”udah selesai matri, dia masih dapat bonus lagi ”maribu....maribu”,... hehe,,, dapet lima ribu deh, padahal Cuma pamit aja”, bayangin aja sekali ada objek bisa dapet sembilan ribu!, hehehe..,.. ”kontan itu membuat kami tertawa geli,... ”hahaha.... bisa aja nich!”
Usai itu aku dan danar pamit keluar, untuk mengunjungi temanku yang lain. Kebetulan ada seniorku yang telah menikah di awal Januari kemarin, tetapi mereka menikahnya di Kota Madiun, dan kami belum sempat bersilaturahmi. Mumpung lagi ada waktu luang, ya sudah, tuing,... kamipun ke rumahnya. Di sana sudah ada temanku yang lain, dan kami mengobrol buanyak sekali, karena memang sudah lama tidak bertemu.
Sekitar pukul 10 malam kami pamit, karena esoknya harus mulai bekerja lagi. Sesampainya di rumah, sebelum beranjak ke peraduan, aku sempatkan untuk membaca beberapa catatan untuk ujian hari ini, setelah dirasa cukup akhirnya aku memejamkan mata dan,.. zzzzz..zzzzz.
Sekitar pukul 2 siang, Danar, teman seperjuanganku sewaktu bergabung dalam Pramuka Saka Dirgantara datang ke rumah, niatnya silaturahmi sekalian menawarkan bisnis kecil-kecilan, dia mempunyai kenalan untuk bagian pemasangan iklan di sepanjang Tol Cipularang, jadi bagi sahabat yang membaca ini, dan ada rencana untuk memasang iklan di situ, silahkan aja kontak saya! Hehe,… sekalian promosi.
Sampai maghrib ia di rumahku, dan banyak sekali cerita yang ia utarakan, mulai dari suka dukanya ia bekerja, dan kondisi emosionalnya yang sudah mulai membaik serta rencana-rencananya ke depan nanti. Aku salut dengan kondisinya sekarang, dia sudah mulai peduli dengan dirinya, padahal sewaktu dia masih menganggur, jauh sekali pikirannya untuk masa depan, Bagoooozz.
Ketika kami sedang asyik ngobrol, datang adik dan ibuku. Mereka ikut mengobrol bersama kami dan membicarakan kondisi cuaca saat ini. Di sela-sela itu, Danar sedikit mengeluh mengenai sulitnya mencari uang untuk sekedar makan, di tempatnya bekerja sekarang, tenaganya tidak sebanding dengan yang ia dapatkan, tapi aku bilang, ”kita harus bersyukur” banyak teman-teman kita yang tidak seberuntung kita, banyak teman-teman kita yang masih menganggur dan belum mempunyai penghasilan sendiri, dan jangan terlalu fokus pada uang bila kita ingin bekerja, minimal di tempat kerja, kita bisa belajar banyak tentang berbagai hal, dan kita harus sadar, bahwa pengetahuan yang kita dapatkan, mahal harganya”. Dalam keseriusan itu, ibuku mengomentari, ”iya, mending jadi tukang patri aja, kerjanya sedikit tapi uangnya bisa lumayan”, kami dibuat bingung olehnya, ”ko’ bisa?” tanyaku, ”ya bisalah, coba aja perhatiin klo tukang patri lagi lewat, ia pasti teriak... ’patribuuuu.... patribuuuu...patribuuuu...’, tuh belum kerja aja dia udah dapet empat ribu” lalu kami semua tertawa geli.... ”hahahah..... iya.. ya” ujar danar. Belum sampe situ aja kata ibuku, ”udah selesai matri, dia masih dapat bonus lagi ”maribu....maribu”,... hehe,,, dapet lima ribu deh, padahal Cuma pamit aja”, bayangin aja sekali ada objek bisa dapet sembilan ribu!, hehehe..,.. ”kontan itu membuat kami tertawa geli,... ”hahaha.... bisa aja nich!”
Usai itu aku dan danar pamit keluar, untuk mengunjungi temanku yang lain. Kebetulan ada seniorku yang telah menikah di awal Januari kemarin, tetapi mereka menikahnya di Kota Madiun, dan kami belum sempat bersilaturahmi. Mumpung lagi ada waktu luang, ya sudah, tuing,... kamipun ke rumahnya. Di sana sudah ada temanku yang lain, dan kami mengobrol buanyak sekali, karena memang sudah lama tidak bertemu.
Sekitar pukul 10 malam kami pamit, karena esoknya harus mulai bekerja lagi. Sesampainya di rumah, sebelum beranjak ke peraduan, aku sempatkan untuk membaca beberapa catatan untuk ujian hari ini, setelah dirasa cukup akhirnya aku memejamkan mata dan,.. zzzzz..zzzzz.
0 Comment
Post a Comment