Sudahkah kita berterimakasih?

Written by Sachdar Gunawan | Thursday, January 18, 2007 | , | 0 Comment »

Ups! Hari Minggu kemarin aku pulang larut sekali dan tidak sempat menyiapkan pakaian kerjaku, kebetulan hari itu aku baru pulang dari Bandung menghadiri pernikahan sobatku, karena hari libur, aku pulang ke tempat ibu. Setelah shalat subuh karena terlalu lelah, aku lanjutkan lagi tidurku, dan baru bangun sekitar pukul setengah delapan pagi! Waduh… sudah pasti aku akan telat sampai kantor, mana pakaianku belum diseterika lagi!! sebelum mandi aku minta tolong ibuku untuk menyeterika pakaianku, setelah selesai aku berpakaian, menyiapkan perlengkapan kerja, dan pamitan. Dalam perjalanan aku seperti lupa akan sesuatu,… hmmm! Ohya.,. aku lupa bilang terimakasih kepada ibuku, padahal tadi aku sudah minta tolong, apa jadinya jika pagi itu aku menyeterika sendiri, bisa-bisa sampai kantor jam sepuluh-an. Maaf ya bu!

Mungkin diantara kita ada yang berpikir bahwasanya apa yang kita raih selama ini adalah berkat usaha sendiri, tidak ada satu orangpun yang berperan dalam kesuksesan kita, jabatan yang kita sandang di tempat kita bekerja, promosi atas prestasi yang kita raih, atau perusahaan besar yang kita kelola, rumah yang besar dan selalu bersih, makanan yang selalu tersedia ketika kita lapar, mobil yang mewah, istri yang cantik dan penyayang serta anak-anak yang lucu.

Apakah kita yakin semua berkat usaha sendiri? siapa yang melahirkan kita? Yang menyusui kita? Yang merawat kita sewaktu kita masih kecil? Siapa yang menghidangkan makan kita ketika kita belum bisa berjalan? Yang mengajari kita membaca dan menulis? Siapa yang mensupport kita ketika kita sedang jatuh? Yang mau menemani kita ketika sedang bermasalah? Siapa yang meminjamkan modal pertama kita, sewaktu ingin membuka usaha? Siapa petugas pemerintah yang telah memberikan izin kepada kita untuk membuka usaha? Siapa sekretaris kita yang selalu membantu kita, dan mengingatkan kita akan jadwal rapat yang harus dihadiri? Siapa yang membersihkan toilet di kantor ataupun di rumah? Siapa yang telah menyiapkan air minum kita di meja kerja ketika kita ingin minum? Siapa yang mengantar jemput kita ke kantor dan ke rumah? Siapa yang merawat rumah kita? Siapa yang membersihkan kebun kecil kita? Siapa satpam yang telah menjaga rumah kita? Siapa yang telah mempertemukan kita dengan wanita cantik yang kini menjadi istri kita? Siapa yang telah mengasuh gadis manis hingga menjadi wanita dewasa yang cantik yang kini telah mengasuh anak-anak kita? Bila kita masih bersikeras bahwa tidak ada satu orangpun yang berperan, pertanyaan yang terakhir ialah, siapa yang telah membutakan mata kita dan memberi kita hati yang bodoh, angkuh dan tak tahu terimakasih.

0 Comment