Ungkapan Hati Seorang Pecinta

Written by Sachdar Gunawan | Friday, March 23, 2007 | , | 0 Comment »

Perbincangan malam itu,
akhirnya mengarah kepada hati.

Secara kiasan, telah terungkap isi hatiku,
harapanku untuk bersanding dengan dirinya,
keinginanku untuk membentuk keluarga dengannya.
tentunya dalam bahtera rumah tangga yang syar’i.
Secara istilah, terungkap juga isi hatinya,
harapan yang sama dengan yang ku punya.

Berat sekali mengungkapkan itu semua.
Suatu hal yang belum pasti itu, akhirnya tidak terbendung juga,
keluar dari mulutku dan dia.
Ada perasaan gembira,
tatkala misteri yang selama 7 tahun ini bisa terungkap.

Tapi,...
Hatiku sedikit gundah saat itu.

Aku belum siap berkomitmen,
Begitupun dirinya.

Lalu,...
Apakah kami harus melanjutkan hubungan ini,
dengan ikatan yang tidak semestinya?
Apakah kami harus mengambil resiko itu?

Uh...
Aku harus mengusir jauh-jauh pikiran seperti itu
Aku tidak boleh terpedaya oleh bisikan itu

Banyak PR yang harus aku selesaikan,
masih banyak persiapan yang harus aku lakukan.

Memang,...
sebelumnya kami saling berharap,
berharap dapat dipertemukan dalam mahligai rumah tangga.

Tapi,...
Kami sadar,
saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mewujudkan itu semua.

Lalu kapan?
Tiga tahun ke depan adalah rencananya untuk melepaskan kesendirian.
Aku pun berencana menyempurnakan setengah dien ku, dalam rentang waktu itu.
Bukanlah suatu hal yang disengaja,
kami memiliki planning yang sama, walaupun alasan kami berbeda.

Ah...
Biar waktu saja yang menjawab,
Aku yakin Engkau telah menyiapkan yang terbaik untukku
Kalau memang ia adalah yang terbaik buatku,
Aku yakin harapan itu akan menjadi kenyataan.

Semuanya memang terungkap,

Tapi,..
Bukan berarti menjadikan hubungan kami semakin bebas.
Justru hal itu membuat resah hatiku.

aku khawatir hati ini tidak bisa kujaga.
aku khawatir penyakit ghurur menjangkiti jiwaku,
aku khawatir terlena karena senangnya hati ini,
aku khawatir ibadahku terkotori karena itu,
aku khawatir tidak bisa memprioritaskan hubunganku dengan-Mu.

Ya Allah,..
Kami hanyalah hamba-Mu yang biasa
Yang senantiasa berusaha menjaga hati,
Hati yang tidak pernah bersih dari kefanaan.
Kefanaan dunia yang hanya sementara ini.

Ya Allah,..

Jagalah hatiku
Jagalah juga hatinya

Jangan sampai perasaan diantara kami,
Melebihi rasa cinta kami kepada-Mu

Jangan sampai perasaan diantara kami,
Menjadikan kami lalai untuk beribadah kepada-Mu


Muhasabah.
Mtrmn, Maret 2007

0 Comment