Ini menyangkut persoalan motivasi. Kadang-kadang kita begitu bergairah dalam menghadapi sesuatu, dan terkadang sebaliknya seolah-olah bio-ritme kita berada di titik nadir. Berbicara masalah motivasi, orang sering mengacu pada tangga kebutuhan manusia yang ditawarkan oleh Abraham Maslow berturut-turut dari yang rendah : Kebutuhan fisik dan biologis – Kebutuhan akan rasa aman – Kebutuhan untuk diterima – Kebutuhan pemenuhan ego dan, - Kebutuhan memperoleh kesempatan realisasi diri. Frederick Herzberg, murid Maslow menyempurnakan theori gurunya dengan mengatakan bahwa tidak semua pemenuhan dari kebutuhan tersebut dapat menyebabkan orang termotivasi. Orang boleh dipenuhi 3 (tiga) kebutuhannya yang paling bawah namun bila dalam kesempatan yang sama rasa egonya diabaikan ia dapat menjadi sebaliknya, atau bahkan memberontak. Jadi menurut Herzberg, hanya dua kebutuhan yang paling atas yakni kebutuhan pemenuhan ego (Ini dapat dipenuhi dengan teknik yang dijelaskan dalam topik Pasang Selembar Stiker Imajiner) dan realisasi diri yang dapat bertindak sebagai factor motivasi yang riil.
Di dalam kehidupan sehari-hari kapankah kira-kira kita menjadi sangat bergairah atai bermotivasi? Umumnya pada saat-saat mencapai sesuatu yang paling kita inginkan. Seseorang misalnya menginginkan sebuah sepeda motor yang baru, dan ia memang benar-benar menginginkannya. Tetapi kemampuan keuangannya tidak cukup longgar untuk dapat memperoleh motor idaman itu dengan mudah. Iapun mulai menabung dan berusaha meningkatkan penghasilan. Dari waktu ke waktu impian tersebut semakin dekat menjadi kenyataan. Pada moment dekat mencapai tujuan itulah ia menjadi bergairah dan puncaknya akan ia rasakan pada saat sepeda motor tersebut dibelinya. Kehadiran motor itu memang dinikmatinya, berhari-hari bahkan berminggu-minggu namun yang jelas gairah memiliki motor tersebut pasti menurun sejalan dengan perputaran hari, dan akhirnya motor itu tinggal menjadi sekedar alat transportasi. Untuk menjadi bergairah kembali berkenaan dengan alat transportasi, ia harus menginginkan yang lain yang berada sedikit lebih tinggi dari jangkauan kemampuannya, seperti mobil misalnya.
Jadi memasang dan mengejar sasaran yang sedikit berada di atas kemampuan dapat digunakan sebagai cara mengembangkan motivasi. Cara ini seringkali Anton [rekan saya] gunakan pada saat mengendarai mobil di malam hari, dalam keadaan lelah atau kurang bergairah dan sedikit mengantuk. Pertama-tama ia perkirakan jarak yang harus ditempuh dan kebiasaan rata-rata, berapa lama biasanya ia bisa tiba di tujuan. Kalau jarak itu biasa ditempuh dalam waktu 90 menit maka ia pasang target untuk mencapainya dalam 75 atau 80 menit, lalu ia melihat dan memperkirakan waktu tiba di tujuan. Kemudian dipasang semacam “pal kilometer” (milestones) untuk melihat pencapaian sasaran dan kemajuannya pada lokasi-lokasi tertentu, misalnya digunakan kota-kota kecamatan. Setiap kali ia mencapai sasaran atau bahkan melebihinya, ia memperoleh gairah yang meningkat. Jadi kalau ditanya bagaimana caranya mencegah kantuk bila berkendaraan di malam hari, jawabannya sejujurnya memang : “Sedikit ngebut !”.
Pal kilometer juga dapat digunakan untuk merancang perjalanan hidup yang diinginkan. Di dalam kehidupan ini jauh lebih banyak orang yang menyesali waktu atau umur mereka yang telah berlalu. Mereka berandai-andai pada masalah yang telah berlalu : “Kalau saja saya dulu…..bla, bla, bla; tentu saya telah……..bla, bla, bla”. Penyesalan ini akan jauh berkurang apabila mereka menetapkan dengan jelas apa yang menjadi sasaran di dalam menjalani kehidupannya. Dari pada hidup seperti sebutir kelapa di tengah lautan yang tidak tentu kemana nantinya terdampar, tentu jauh lebih baik hidup seperti sebuah perahu yang jelas kemana arah yang ingin dituju. Perjalanan hidup ini dapat dirancang dengan membuat “pal kilometer” selang tiga atau lima tahunan dengan merumuskan hal-hal yang ingin dicapai di setiap palnya, dengan merumuskan berbagai aspek kehidupan seperti: pendidikan dan keterampilan, pekerjaan dan kehidupan profesional, keadaan ekonomi dan keuangan termasuk harta milik, kehidupan rumah tangga bersama suami/istri dan anak-anak, kehidupan sosial, kehidupan spiritual dan lain-lain. Apabila “pal kilometer” kehidupan ini jelas, selain membangkitkan gairah, ia juga akan bertindak selaku piranti pilot otomatis (Baca topik Berani Bermimpi dan Mengembangkan Imajinasi,) Peter M. Senge dalam bukunya The Fifth Discipline mengatakan bahwa dengan cara ini kita selalu punya creative tension.
Cobalah terapkan kiat ini secara iseng dan santai namun konsisten. Anda akan merasakan suatu perubahan yang cukup bermakna pada diri Anda.
0 Comment
Post a Comment